Konflik Israel - Iran Belum Tentu Membuat Harga BBM Naik
Thursday, April 18, 2024       12:35 WIB

Ipotnews - Meningkatnya ketegangan geopolitik antara Iran dengan Israel tidak serta merta membuat Pemerintah Indonesia pasti segera menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dalam waktu dekat.
Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk (), Josua Pardede mengatakan bahwa kenaikan harga BBM bersubsidi bukan suatu hal yang bisa serta merta dilakukan begitu saja oleh pemerintah. "Meski terjadi ketegangan geopolitik Iran - Israel, namun pergerakan harga minyak dunia untuk sementara ini masih dalam koridor asumsi makro yang tertera dalam APBN 2024," kata Josua saat dihubungi Ipotnews, Kamis (18/4).
Josua menegaskan pada akhirnya ini akan bergantung pada perkembangan eskalasi konflik antara Iran versus Israel itu sendiri. Apabila terjadi perang berkepanjangan dan melibatkan negara lain lebih banyak lagi, harga minyak dunia bisa kembali meroket.
"Kemungkinan kenaikan harga BBM subsidi akan muncul. Tetapi jika kekhawatiran ini ternyata tidak terjadi, saya kira pemerintah akan tetap mempertahankan harga BBM bersubsidi," jelas Josua.
Josua mengatakan saat ini memasuki masa krusial transisi pemerintahan dari Presiden Joko Widodo kepada pemerintahan baru pasca Pemilu 2024. Pemerintah tentu berkepentingan menjaga situasi tetap kondusif. Upaya menjaga laju inflasi dan daya beli masyarakat tentu menjadi perhatian utama.
"Jadi peluangnya tetap ada untuk mempertahankan harga BBM bersubsidi," pungkas Josua.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM ) Arifin Tasrif membeberkan dampak perang yang makin memanas di Timur Tengah terhadap harga BBM di Tanah Air.
Arifin mengakui ini akan berdampak pada kenaikan harga keekonomian BBM. Namun demikian, untuk sementara ini pemerintah masih mencoba untuk mempertahankan harga jual BBM ke masyarakat agar tidak naik.
"Kalau 1 dolar AS (harga minyak) naik itu kan ada balance antara pendapatan PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) dan pengeluaran subsidi dan kompensasi, jadi kalau sama BBM ini naiknya luar biasa," tuturnya saat ditanya bagaimana efek perang ke harga minyak, saat ditemui usai Rapat Terbatas dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kompleks Istana Kepresidenan RI di Jakarta, Selasa (16/4).
"Sekarang kita tahan, sementara stok aman," ujarnya saat ditanya apakah harga BBM masih bisa ditahan hingga Juni 2024.
Namun demikian, pemerintah masih akan terus melihat perkembangan situasi global, terutama eskalasi konflik Iran-Israel ini.
"Tapi kita lihat perkembangannya ke depan. Ya mudah-mudahan nggak ada eskalasi konflik Iran Israel," imbuhnya.
Arifin menyebut setiap kenaikan harga minyak per USD1, maka subsidi dan kompensasi untuk BBM bisa naik sekitar Rp3,5 triliun - Rp4 triliun.
(Adhitya)

Sumber : admin

berita terbaru
Wednesday, May 01, 2024 - 17:29 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of LCKM
Wednesday, May 01, 2024 - 17:24 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of LAJU
Wednesday, May 01, 2024 - 17:12 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of MLIA
Wednesday, May 01, 2024 - 17:07 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of MKTR
Wednesday, May 01, 2024 - 17:03 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of MGRO
Wednesday, May 01, 2024 - 16:59 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of META
Wednesday, May 01, 2024 - 16:55 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of RUIS
Wednesday, May 01, 2024 - 16:52 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of RODA
Wednesday, May 01, 2024 - 16:49 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of PRIM
Wednesday, May 01, 2024 - 16:46 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of GOOD
An error occurred.